Semarang 21 Oktober 2016 sebanyak 250 mahasiswa jurusan BK FIP Unnes berkesempatan mendapatkan pelatihan hardskill dan mengikuti try out TOEFL yang diselanggarkan oleh jurusan BK berkerjsama dengan pusat pengembangan bahasa Univesitas Negeri Semarang.Dra. Sinta Saraswati, M.Pd., Kons. selaku penanggung jawab kegiatan pelatihan menyatakan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk pelayanan kepada Jenis-jenis layanan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling terbagi menjadi Sembilan yaitu: 1. Layanan Orientasi. Layanan orientasi dalam bimbingan dan konseling yaitu memberikan pengenalan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik dalam memahami lingkungan Kegiatan 7 MODEL, PENDEKATAN DAN TEKNIK SUPERVISI A. PENGANTAR Dalam kegiatan 7 ini dibahas tentang model, pendekatan dan teknik supervisi, dimana ketiga konsep ini saling berkaitan satu dengan yang lain. Model berasal dari Bahasa Inggris Modle, yang bermakna bentuk atau kerangka sebuah konsep, pola atau acuan, sedangkan pendekatan berasal dari kata approad adalah cara mendekatkan diri kepada Berikutini adalah daftar jenis-jenis teknologi database, yang sebagian besar merupakan Relational Database Management System (RDBMS):. Apache Derby (sebelumnya dikenal sebagai IBM Cloudscape), merupakan aplikasi pengolah database yang bersifat open source, dikembangkan oleh Apache Software Foundation.Lazim digunakan di program Java dan untuk pemrosesan transaksi online. Selanjutnya Beberapa miskonsepsi BK (Suryono, 2016) antara lain: 1. Layanan bimbingan dan konseling hanya bagi siswa yang bermasalah. Sampai saat sekarang ini masih tumbuh asumsi di sekolah bahwa layanan bimbingan dan konseling itu hanya diperuntukkan kepada mereka yang bermasalah atau ekstrimnya "nakal". jenismedia yang digunakan dalam program bk di sekolah ditinjau dari fungsinya diklasifikasikan sebagai berikut: (1) media sebagai perantara penyampaian informasi, (2) media sebagai asesmen (pengumpul dan penyimpan data), (3) media sebagai alat bantu dalam memberikan group information (informasi secara kelompok), (4) media sebagai biblioterapi/ Selain layanan di atas ada penjelasan lain mengenai jenis layanan bimbingan dan konseling yaitu: layanan orientasi adalah layanan yang dilakukan unuk memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Layanan informasi bersamaan dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman Programpengawasan terdiri atas (1) program pengawasan tahunan, (2) program pengawasan semester, dan (3) rencana kepengawasan akademik (RKA). Program pengawasan tahunan pengawas disusun oleh kelompok pengawas di kabupaten/kota melalui diskusi terprogram. Kegiatan penyusunan program tahunan ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu. Berikut ini beberapa pengertian menurut sumber berbeda: 1. Menurut Nana Sudjana (1991), evaluasi adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. 2. Menurut Moh. BK dan fungsi BK. 2. Fungsi Layanan Orientasi Layanan orientasi disekolah berfungsi untuk pemahaman dan or Tohirin, BimbingandanKonseling di Sekolahdan Madrasah Berbasis Integrasi, (Jakarta : PT Raja GrafindoPersada. 2013),h. 137 4Mukhlishah, dkk ,Organisasi Administrasi dan Supervisi Bimbingan Konseling Di Sekolah Q5Nw. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Untuk menjaga kualitas proses pendidikan agar tercapai lulusan yang bermutu, sekolah perlu melakukan evaluasi dan supervisi terhadap segala jalannya proses pendidikan. Adapun yang menjadi objek dari pendidikan adalah siswa, dimana peningkatan mutu pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Dalam peningkatan tersebut perlu melibatkan banyak pihak, baik personil sekolah maupun yang berada diluar sekolah, namun disini dalam pengembangan kemampuan siswa, tidak terlepas dari peran konselor atau guru Bimbingan dan Konseling di Bimbingan Konseling BK sebagai konselor disekolah masih mengalami kendala dan masalah yang beragam sehingga tidak banyak sekolah yang mampu menjalankan layanan BK dengan baik. Alasan umum yang terjadi adalah adanya keterbatasan kemampuan dan keterampilan konseling, penggunaan keterampilan konseling disesuaikan dengan kebutuhan serta keterbatasan waktu. Alasan-alasan ini menunjukan bahwa penggunaan keterampilan konseling tampaknya masih dianggap banyak memakan waktu. Hal ini karena keterbatasan kemampuan konselor dalam menggunakan keterampilan konseling, sehingga guru bimbingan konseling cenderung menggunakan pola lama yang sudah biasa dilakukan, akibatnya perkembangan keterampilan konseling terabaikan dan tidak ter update lagi. Fungsi Keterampilan dalam konseling adalah untuk merefleksikan informasi dan sikap yang dimiliki oleh konseli. Keterampilan konseling mencakup keterampilan attending, mendengarkan, empati, bertanya, pemusatan, klarifikasi, membuka diri, memberi dukungan dan pengukuhan, memberi dorongan, pemecahan masalah, dan menutup percakapan. Willis; 2007. Untuk itu, perlu adanya peningkatan keterampilan guru bimbingan dan konseling atau konselor dan peningkatan profesionalisme guru BK, karenanya dibutuhkan evaluasi dan supervisi bimbingan dan konseling. Evaluasi adalah memberikan penilainan berdasarkan kriteria tertentu. Sedangkan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling adalah upaya untuk menentukan keberhasilan dan kualitas pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi. Sebab, setelah pelaksanaan evaluasi, apabila ada program yang tidak terlaksana atau terlaksana tetapi hasilnya kurang maksimal, maka dibutuhkan perencaaan tentang langkah-langkah perbaikan. Sedangkan apabila program yang sudah ditetapkan sudah terlaksana dan berhasil maka perlu adanya pengembangan. Sehingga dengan dilaksanakannya evaluasi program BK sangat membantu untuk menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah bimbingan konseling dilakukan sebagai upaya untuk mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan konselor secara berkesinambungan baik secara individual maupun kelompok yang tujuannya agar lebih memahami dan lebih dapat bertindak secara efektif dalam melaksanakan layanan bimbingan konseling, sehingga Guru BK mampu mendorong pertumbuhan setiap siswa secara berkesinambungan agar siswa dapat mengoptimalkan perkembangan yang diharapkan dari pelaksanaan Evaluasi dan Supervisi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah adalah untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program bimbingan konseling yang telah ditetapkan, selain itu juga untuk meningkatkan kesadaran dan identitas, mendorong perkembangan pribadi dan profesional guru BK. Dalam keseluruhan kegiatan, layanan bimbingan dan konseling, evaluasi dan supervisi diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan konseling yang telah dilaksanakan. Dengan adanya evaluasi dan supervisi dapat diketahui sejauh mana keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan dan supervisi terhadap guru BK bisa dilaksanakan melalui beberapa cara, diantaranya Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, sasaran Kinerja Guru SKP. Penilaian Kinerja Guru PKG, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB, akreditasi sekolah dan Sistem menejemen Mutu SMM ISO. Dalam pelaksanaan evaluasi dan supervisi Bimbingan Konseling baik secara individu maupun kelompok dilakukan oleh kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Maka dari itu kepala sekolah dan pengawas harus menguasai berbagai prinsip, metode, dan teknik supervisi, sehingga dapat menentukan strategi, pendekatan, atau model supevisi yang cocok untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau itu evaluasi dan supervisi bisa dilakukan melalui program Sasaran Kinerja Pegawai SKP bagi Pegawai Negeri Sipil yang merupakan sistem menejemen kinerja PNS. Menurut ketentuan Pelaksananan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai. Dengan adanya penilaian target kerja yang telah di tetapkan guru BK pada SKP, maka guru BK harus merealisasikan target yang sudah ditetapkan dan secara tidak langsung dengan adanya SKP diharapkan bisa meningkatkan ketrampilan dan keprofesionalitasan guru Penilaian Kinerja Guru PKG yang dilakukan terhadap guru BK, dapat menunjukkan kegiatan guru BK sehari-hari dalam melakukan layanan terhadap siswa. Dengan demikian diharapkan dapat memeberikan kontribusi secara langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sekaligus dapat mendorong peningkatan ketrampilan dan keprofesionalisan guru BK. 1 2 Lihat Ruang Kelas Selengkapnya Seorang pengawas BK memerlukan keterampilan teknik dan keterampilan interaksi dengan guru BK yang disupervisi agar supervisi optimal dan efektif. Menurut Sahertian 200852 menegaskan bahwa teknik supervisi BK antara lain bersifat individual dan bersifat kelompok. Teknik yang bersifat individual seperti kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, inter-visitasi, penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar, menilai diri sendiri. Selanjutnya teknik yang bersifat kelompok berupa pertemuan orientasi bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru, diskusi sebagai proses kelompok, tukar-menukar pengalaman, lokakarya, diskusi panel, seminar, demokrasi mengajar, perpustakaan jabatan, buletin supervisi, membaca langsung, mengikuti, organisasi jabatan, laboratorium kurikulum dan perjalanan sekolah untuk anggota staf. Senada dengan pendapat di atas, Anwar & Sagala 2013161 mengungkapkan bahwa teknik supervisi antara lain berupa kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang kegiatan belajar mengajar di kelas dan kunjungan antar kelas atau kelas sekolah sebagai usaha agar saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah tentang usaha perbaikan dalam proses belajar mengajar, dan pertemuan-pertemuan di kelompok kerja pemilik, kelompok kerja kepala sekolah serta pertemuan kerja guru, pusat kegiatan guru dan sebagainya. Secara lebih tersturktur Mashudi 2015153 mengemukakan bahwa teknik-teknik khusus supervisi BK meliputi pertemuan staf, kunjungan supervisi, buletin profesional, perpustakaan profesional, laboratorium kurikulum, penilaian konselor, demonstrasi bimbingan, pengembangan kurikulum, pengembangan petunjuk bimbingan, dawmawisata, lokakarya, kunjungan antar kelas, bacaan profesional, dan survei masyarakat sekolah. Teknik-teknik tersebut diatas dapat dikelompokan berdasarkan teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Sebagaimana uraiannya sebagai berikut. a. Teknik Supervisi Individual 1 Kunjungan Kelas Kunjungan kelasa adalah teknik pembinaan konselor oleh kepala sekolah dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar-mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan konselor. Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa juga atas dasar undangan dari konselor. 2 Obsevasi Kelas Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses bimbingan yang sedang berlangsung. Secara umum aspek-aspek yang diamati selama proses bimbingan yang sedang berlangsung. a Usaha-usaha dan aktivitas konselor-klien dalam proses bimbingan. b Cara menggunakan media bimbingan. c Reaksi mental para klien dalam proses belajar-mengajar. d Keadaan media bimbingan yang dipakai dari segi material. 3 Pertemuan Individual Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog dan tukar fikiran antara pembina atau supervisor dengan konselor, konselor dengan konselor, mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesional konselor. 4 Kunjungan Antar Kelas Konselor berkunjung dari satu kelas ke kelasa yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antar kelas ini, konselor akan memperoleh pengalaman baru dari teman sejawat mengenai pelaksanaan proses bimbingan, pengelolaan kelas dan sebagainya. 5 Menilai Diri Sendiri Menilai diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan profesional konselor. Penilaian diri sendiri memberikan informasi yang objektif kepada konselor tentang peranannya dikelas dan memberikan kesempatan kepada konselor untuk mempelajari metode. b. Teknik Supervisi Kelompok Sahertian, 200886 Pertemuan yang mana untuk mengantar guru-guru baru untuk memasuki suasana kerja yang baru. 2 Panitia Penyelenggara Pelibatan pengawas BK dalam kepanitiaan ini bertujuan untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas khusus ke-BK-an. Melalui teknik ini guru BK memperoleh pengalaman profesional dalam kerjasama secara kelompok. 3 Rapat Pengawas BK Rapat sebagai teknik supervisi BK bertujuan untuk memperbaiki kualitas kinerja guru BK dan program BKnya melalui sumbangan pikiran secara kooperatif. Hasil rapat tersebut harus di dokumentasikan. 4 Demonstrasi Pelaksanaan Layanan BK Pengawas BK mendemostrasikan cara pelaksanaan layanan BK yang efektif. Melalui demonstrasi itu guru BK dapat memperbaiki kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang pernah dilakukan sebelumnya. 5 Tukar Menukar Pengalaman Dalam pertemuan ini diadakan tukar-menukar pengalaman, saling memberi dan menerima dan saling belajar satu sama lain. 6 Lokakarya Pengawas BK menggunakan lokakarya sebagai teknik supervisi untuk membantu guru BK memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas mereka sehari-hari secara bersama-sama melalui bantuan konsultan yang kompeten. 7 Diskusi Panel Suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan atau pendengar 8 Seminar Suatu bentuk mengajar belajar berkelompok dimana sejumlah kecil orang mengadakan pendalaman atau penyelidikan tersendiri bersama-sama terhadap berbagai masalah dengan dibimbing secara cermat oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu tertentu. 9 Demonstrasi mengajar Supervisor meberikan penjelasan-penjelasan kepada guru-guru tentang mengajar yang baik setelah seorang guru yang baik memberikan penjelasan kepada guru-guru yang dikunjungi sebelumnya. 10Buletin Supervisi Salah satu alat komunikasi dalam bentuk tulisan yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki situasi mengajr-belajar. Suatu tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru-guru memperoleh sumber-sumber materi untuk menambah pengalaman mereka dalam rangka program inservice education. Supervisi yang baik adalah yang dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta mampu mengubah perilaku guru BK dalam pelayanan konseling di sekolah. Supervisi bukan merupakan kegiatan tunggal, tetapi melainkan serangkaian kegiatan yang teratur dan beraturan, berhubungan, berkesibambungan dan diarahkan kepada suatu tujuan. supervisi akan terlaksana dengan efektif jika dalam pelaksanaanya memperhatikan langkah-langkah yang terarah dan sistematis. Berdasarkan paparan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pembinaan/bantuan, arahan, bimbingan dan dorongan yang dilakukan pengawas BK kepada guru BK dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan paparan di atas maka yang dimaksud dengan supervisi bimbingan dan konseling ini adalah supervisi yang dilakukan oleh supervisor dalam rangka melakukan pembinaan, pemantauan dan penilaian kinerja guru pembimbing. Supervisi pendidikan adalah upaya teknis pelayanan profesional dengan tujuan utama untuk mempelajari dan memperbaiki bersama-sama para pendidik dalam membimbing dan mempengaruhi perkembangan peserta didiknya Azis, 2016, hlm. 32. Dengan kata lain, supervisi ialah suatu kegiatan yang disediakan dan dilaksanakan untuk membantu para guru agar menjalankan pekerjaan mereka dengan lebih baik. Lebih lanjut Purwanto 2010, hlm. 76 menjelaskan bahwa supervisi pendidikan adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian serta kecakapan guru-guru seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran, dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penliaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dsb. Artinya, supervisi pendidikan adalah aktivitas pembinaan sistematis dan terencana dari pemimpin lembaga pendidikan kepada tenaga teknis sekolah agar melakukan pekerjaan mereka secara lebih efektif dan efisien. Tujuannya sendiri tidaklah terbatas pada pelaksanaan pengajaran pendidik menjadi lebih baik, akan tetapi secara keseluruhan dari segala aspek kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Sementara itu menurut Priansa 2021, hlm. 84 supervisi pendidikan adalah usaha memberi pelayanan agar guru atau tenaga pengajar menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik Priansa, 2021, hlm. 84. Hal tersebut senada dengan pengertian supervisi pendidikan dari sudut pandang manajemen pendidikan yang berarti usaha untuk menstimulus, mengoordinir, dan membimbing guru secara terus-menerus baik individu maupun kolektif agar memahami secara efektif pelaksanaan aktivitas mengajar dalam rangka pertumbuhan murid secara berkelanjutan Sagala, 2018, hlm. 230. Dapat disimpulkan bahwa apa itu supervisi pendidikan adalah pelayanan profesional berupa pembinaan sistematis dan terencana kepada seluruh tenaga pendidik dan teknis sekolah agar mampu menjalankan tugas melayani peserta didik dalam segala aspek penyelenggaraan pendidikan seperti kegiatan belajar-mengajar yang lebih baik dan fasilitas yang lebih kondusif untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan dengan lebih efektif dan efisien. Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan Telah dijelaskan sebelumnya bahwa supervisi pendidikan menyangkut seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan, tidak terbatas pada penyelenggaraan pembelajaran saja. Oleh karena itu, supervisi pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang di antaranya adalah sebagai berikut. Supervisi Akademik Yaitu yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalahmasalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran. Supervisi Administrasi Yakni supervisi yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dengan pelancar terlaksananya pembelajaran. Supervisi Lembaga Merupakan supervisi pendidikan dengan fokus pada pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di lembaga pendidikan. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan nama baik atau kredibilitas lembaga pendidikan Suhardan, 2014, hlm. 47. Tujuan Supervisi Pendidikan Tujuan supervisi pendidikan harus sama dengan tujuan Pendidikan Nasional yang disampaikan pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2003 melalui perbaikan serta peningkatan kegiatan belajar mengejar. Selain itu, menurut Gunawan dalam Azis, 2016, hlm. 37 beberapa tujuan dari supervisi pendidikan di antaranya adalah sebagai berikut. Membina guru-guru untuk lebih memahami tujuan umum pendidikan. Dengan demikian agar menghilangkan anggapan tentang adanya mata pelajaran/bidang studi penting/tidak penting, sehingga setiap guru mata pelajaran dapat mengajar dan mencapai prestasi maksimal bagi siswa-siswinya. Membina guru-guru mengatasi problem-problem siswa demi kemajuan prestasi belajarnya. Membina guru-guru dalam mempersiapkan siswa-siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif, kreatif, etis, serta strategis. Membina guru-guru dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi, mendiagnosa kesulitan belajar, dan seterusnya. Membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang demokratis, kooperatif serta kegotongroyongan. Memperbesar ambisi guru-guru dan karyawan dalam meningkatkan mutu profesinya, Membina guru-guru dan karyawan dalam meningkatkan popularitas sekolahnya. Melindungi guru-guru dan karyawan meningkatkan popularitas sekolahnya. Melindungi guru-guru dan karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta kritik-kritik tak wajar dari masyarakat. Mengembangkan sikap kesetiakawanan dan kesejawatan dari seluruh tenaga pendidikan. Prinsip Supervisi Pendidikan Melihat dari tujuannya yang ditujukan untuk perbaikan serta peningkatan kegiatan belajar-mengajar, supervisi pendidikan haruslah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut. Supervisi bersifat ilmiah scientific yaitu bahwa supervisi memenuhi 3 kriteria sebagai prosedur ilmiah yakni a Sistematis karena dilakukan dengan cara teratur, melalui dengan perencanaan yang matang dan dilakukan secara kontinu; b Objektif karena dilakukan bukan atas prasangka individu, tetapi didasarkan atas informasi dan data yang nyata; c Menggunakan instrumen yang baik untuk mengumpulkan data sehingga data yang diperoleh benar-benar data yang terandalkan. Supervisi dilakukan dengan prinsip demokratis, karena perintah atau takut atasan tetapi dilakukan dalam situasi kekeluargaan, melalui musyawarah, saling memberi dan menerima. Supervisi dilakukan dengan cara kerja sama, kooperatif dan selalu mengarahkan kegiatannya untuk mencapai tujuan bersama dengan menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Supervisi bukan dilakukan dengan instruktif tetapi atas dasar kreativitas dan inisiatif guru sendiri, di mana supervisior hanya memberikan dorongan agar terciptanya situasi belajar mengajar dengan baik. Supervisi dilakukan dengan suasana terbuka, tidak sembunyi-sembunyi, tetapi dengan cara terus terang melalui pemberitahuan baik resmi maupun tidak resmi sehingga guru yang akan disupervisi sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa akan di supervisi. Supervisi bukan hanya tertuju kepada suatu atau lebih unsur yang ada di sekolah tetapi meliputi guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan obyeknya meliputi kurikulum, sarana, pembiayaan, kesiswaan, kegiatan humas, dan tata laksana Arikunto dalam Azis, 2016, hlm. 34. Sementara itu menurut Purwanto 2017, hlm. 117 beberapa prinsip supervisi adalah sebagai berikut. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarbenarnya reslistis, mudah dilaksanakan. Supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru dan pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi. Supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas dasar hubungan pribadi. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin prasangka guru-guru dan pegawai. Supervisi tidak bersifat mendesak otoriter karena dapat menimbulkan perasaaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan. j. Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas merasa kecewa. k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif. Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang negatif. Sedangkan korektif yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah di perbuat. Dan kooperatif berarti bahwa mencari kesalahankesalah atau kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaikinya ndilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang diawasi. Fungsi Supervisi Pendidikan Menurut Sweringan dalam Azis, 2016, hlm. 37 terdapat delapan fungsi utama dari supervisi pendidikan yang di antaranya adalah sebagai berikut. Mengkordinasi semua usaha sekolah. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Memperluas pengalaman guru. Menstimulus usaha-usaha yang kreatif. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Menganalisis situasi belajar mengajar. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf. Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru. Sementara itu menurut Maryono 2011, hlm. 23 fungsi supervisi pendidikan terdiri atas beberapa fungsi utama yang di antaranya adalah sebagai berikut. Penelitian Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Penilaian Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar siswa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. Perbaikan Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru. Pembinaan Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru tentang cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini dapat dilakukan dengan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi, konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi. Referensi Azis, R. 2016. Pengantar administrasi pendidikan. Yogyakarta Penerbit Sibuku. Maryono. 2011. Dasar-dasar dan teknik menjadi supervisor pendidikan. Yogyakarta Arruz Media. Priansa, 2021. Manajemen supervisi & kepemimpinan kepala sekolah cetakan ke-2. Bandung Alfabeta. Purwanto, 2017. Administrasi dan supervisi pendidikan Cet. 24. Bandung Remaja Rosdakarya. Sagala, S. 2018. Administrasi pendidikan kontemporer. Bandung Alfabeta. Suhardan, D. 2014. Supervisi professional. Bandung Alfabeta.