Saudarasaudari yang saya kasihi, janganlah membalas dendam kepada orang yang berbuat jahat kepadamu. Biarlah Allah yang membalas kejahatan orang itu dengan murka-Nya. Karena dalam Firman TUHAN tertulis, "Hanya Aku yang berhak memberikan hukuman. Setiap orang yang melakukan kejahatan, Akulah yang akan membalasnya!" MILT (2008) Kebaikanyang Kamu Lakukan Biar Allah yang Membalasnya, dan Cukuplah Kamu Ikhlas Saja Minggu, 08 Maret 2020 Edit. Berharapla kepada Allah semata, sungguh kebaikan yang kamu lakukan pasti akan Allah balas dengan sempurna, meski akhirnya manusia tidak menghargainya. Sebab itulah mengapa kamu harus mencukupkan hatimu untuk ikhlas. Kitaharus membalasnya dengan cara yang Islami," pesannya. Habib Salim menekankan kalau ingin mencapai tujuan yang bagus, maka juga harus ditempuh dengan cara yang bagus. "Tidak dibenarkan untuk mencapai tujuan yang indah dengan menghalalkan berbagai cara. Dan pasti semua ini punya hikmah dan rahasia," ungkapnya.* Rep: Azim Arrasyid BiarAllah yang membalasnya SAYA sering membaca kisah-kisah yang dipaparkan dalam ruangan ini yang banyak mengisahkan kecurangan suami sahaja. Biasanya kaum wanitalah yang sering mengadu tentang keburukan kelakuan, tabiat dan perbuatan sumbang suami masing-masing. Ini balasan Allah daripada pengorbanan besar yang saya lakukan demi pelajaran Banyakuang bukanlah jaminan kepuasan hidup. Bersyukur, berbagi, dan saling menyayangi, itulah kunci kepuasan hidup.#berbagi #pedulisesama #viralBegsound:htt PJ0WM. Saudara-saudaraku! Jangan sekali-kali balas dendam; biarlah Allah yang membalas dendam. Di dalam Alkitab tertulis, “Aku akan membalas kejahatan mereka. Aku akan menghukum mereka, firman Tuhan.” Janganlah balas dendam, tetapi lakukanlah apa yang tertulis di dalam Alkitab, “Jika musuhmu lapar, berilah dia makan; jika dia dahaga, berilah dia minuman. Kerana dengan berbuat demikian, kamu akan membuat dia malu.” Janganlah biarkan diri kamu dikalahkan oleh kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan. وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis pun memadai. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini! Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dan perumpamaan nafkah dari orang-orang yang menafkahkan harta mereka guna mencari atau mendapatkan keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka maksudnya untuk memastikan pahalanya, berbeda halnya dengan orang-orang munafik yang tidak mengharapkannya sama sekali karena pada dasarnya sudah tidak mempercayainya seperti sebuah kebun atau taman di sebuah rabwah atau rubwah, artinya suatu dataran yang tinggi rata ditimpa oleh hujan lebat, hingga memberikan artinya menghasilkan buahnya atau hasil panennya dua kali lipat atau secara berganda. Jika tidak disiram oleh hujan lebat, maka oleh hujan gerimis yang memadai disebabkan letaknya yang tinggi. Tegasnya ia tetap berbuah dengan lebatnya, biar hujan yang menimpanya lebat atau rintik-rintik. Demikian pula halnya nafkah yang disebutkan tadi, di sisi Allah ia tetap berkembang, biar sedikit atau banyak. Dan Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan dan akan membalasnya dengan sebaik-baiknya. Orang-orang yang menafkahkan hartanya untuk memperoleh keridaan Allah dan memantapkan keimanan mereka, perumpamaannya seperti pemilik kebun di sebuah dataran tinggi yang subur. 1 Di tempat tersebut bisa tumbuh pepohonan dengan sedikit atau banyak air. Jika hujan deras, hasilnya dua kali lipat. Dan kalau yang turun sedikit, tanah yang subur itu cukup untuk menghasilkan buah. Dalam dua keadaan di atas ia bisa menghasilkan. Orang-orang Mukmin yang ikhlas tidak akan sia-sia perbuatannya. Tidak ada satu pun perbuatan kalian yang tidak diketahui Allah. 1 Di sini al-Qur'ân menggunakan kata "rabwah" yang dalam bahasa Arab berarti 'tanah subur yang berada di dataran tinggi'. Ini sesuai dengan penemuan ilmiah modern. Semakin tinggi sebuah dataran, akan semakin jauh dari sumber air yang mengakibatkan akar tumbuh-tumbuhan menjadi semakin memanjang. Serabut yang berfungsi menyerap makanan pun menjadi banyak, sehingga makanan yang membentuk zat hijau daun klorofil mejadi banyak pula. Dengan demikian, pohon itu menjadi produktif menghasilkan buah. Hujan yang deras memiliki banyak fungsi selain sebagai makanan. Fungsi itu, antara lain, melunakkan zat-zat yang diperlukan tumbuhan, membersihkannya dari zat-zat yang menghambat pertumbuhan dan menjaga hama. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Seperti inilah infak yang dikeluarkan oleh orang-orang yang ikhlas, Allah menerimanya dan melipatgandakannya. Ilustrasi berdoa. Foto Shutter StockHubungan sesama manusia atau habluminannas telah dibahas secara lengkap dalam agama Islam. Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan umat Muslim untuk memerhatikan etika, sikap, serta perilaku dalam berinteraksi dengan Muslim hendaknya selalu berbuat baik dan menyebarkan kebaikan. Tentu saja, kebaikan yang dimaksud harus berdasarkan panduan Alquran dan sunnah. Dengan berbuat baik, seseorang akan mendapat balasan yang baik begitu, tidak semua perbuatan baik mendapat balasan yang serupa. Adakalanya seorang Muslim disakiti oleh orang yang zalim dan kejam. Apakah allah akan membalas orang yang menyakiti kita? Balasan Orang yang Sering MenyakitiOrang yang menyakiti orang lain disebut juga zalim. Dikutip dari buku Ensiklopedia Doa Muslimah oleh TIM GIP, secara bahasa zalim adalah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya atau melakukan sesuatu yang tidak adalah salah satu perbuatan yang diharamkan oleh Allah. Larangan ini telah dijelaskan dalam hadist Qudsi yang berbunyi“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya aku telah mengharamkan zalim atas diri-Ku. Dan, aku jadikan perbuatan harap di antara kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian saling berbuat zalim.”Ilustrasi ibu berdoa. Foto Shutter StockMelalui hadits di atas, Allah memeringatkan hamba-Nya untuk menjauhi perbuatan zalim. Karena dengan perbuatan tersebut, seseorang akan jauh dari genggaman Allah Swt. Dia akan tersesat dan tidak bisa menemukan jalan orang yang dengan sengaja menyakiti orang lain kelak akan mendapatkan balasannya. Dengan keadilan-Nya, Allah Swt akan menghukum orang-orang yang gemar menganiaya. Hal ini dijelaskan dalam buku Asmaul Husna dan 20 Sifat Allah karya Surat Ali Imran ayat 57, Allah Swt berfirman“... sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berbuat zalim” QS. Ali Imran 57Selain itu, disebutkan pula dalam Surat Al-Zalzalah bahwa segala amal perbuatan manusia kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Zalzalah ayat 7-8فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya,"وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ"dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya."Ilustrasi ibu berdoa. Foto Shutter StockDikutip dari buku Quran Hadist karya Muhaemin 2008 18, kelak Allah akan membangkitkan manusia agar mereka melihat amalan-amalannya ketika di dunia. Mereka akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah Swt, tidak peduli sekecil apapun perbuatan tersebut. Sebab, Allah adalah Dzat yang Maha Melihat. Tidak ada satupun perkara yang luput dari penglihatan-Nya. Allah selalu mengawasi setiap gerak-gerik manusia layaknya karena itu, umat Muslim hendaknya mempersiapkan kehidupan di akhirat mulai dari sekarang. Hindari perbuatan tercela, seperti zalim dan senang menyakiti orang itu zalim?Apa balasan bagi orang yang zalim?Apa akibat orang yang gemar menyakiti orang lain?